Selasa, 01 September 2015

TEORI-TEORI MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA



Beberapa penulis sejarah mengira masuknya islam ke Indonesia itu pada abad ke-13 masehi. Akan tetapi  R.K.H. Abdullah bin Nuh meyakini bahwa datangnya agama Islam ke Asia Tenggara jauh lebih lama dari perkiaraan tersebut. Menurutnya, hubungan perdaganan atau perniagaan antara Indonesia dan sekitarnya dengan negeri Arab atau bangsa Arab, merupakan suatu jalinan hubungan sejarah yang telah terbentuk berabad-abad, jauh sebelum lahirnya nabi Muhammad SAW.

Pertanyaan yang selalu meresahkan para sejarawan: Kapan Islam masuk ke Nusantara Indonesia? Apakah dibawa oleh wirausahawan atau guru-guru tasawuf. Dari manakah asal wirausahawan atau guru-guru tasawuf

oleh karena itu, terdapat beberapa teori tentang masuknya agama Islam ke Nusantara:

Teori Gujarat


Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:

pertama, kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran islam di Indonesia.

kedua, hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama terjalin melalui jalur Indonesia - Cambay - Timur Tengah - Eropa.

ketiga, adanya batu nisan sultan Samodra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 M yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam, yaitu adanya kerajaan Samodra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak (Perureula) tahun 1292 M. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk islam dan banyak pedagang islam dari India yang menyebarkan agama Islam.

Teori ini banyak berkembang di kalangan umumnya orang Indonesia. Hal ini disebabkan, teori inilah yang dipatenkan dan dimasukkan dalam kurikulum berbagai jenjang pendidikan di Indonesia.

Hanya akibat sistem penulisan, sejarah Islam Indonesia mengikuti hasil penulisan sarjana Belanda, terutama mengikuti teori Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje maka diteorikan Islam masuk dari Gujarat. menurutnya, Islam tidak mungkin masuk ke Nusantara Indonesia langsung dari Arabia tanpa melalui ajaran tasawuf yang berkembang di India. Dijelaskan pula bahwa daerah India tersebut adalah Gujarat. Daerah pertama yang dimasuki adalah Kesultanan Samodra Pasai. Waktunya abad ke-13 M. Snouck tidak menjelaskan antara masuk dan berkembangnya Islam. Tidak pula dijelaskan di Gujarat menganut mazhab apa dan di Samodra Pasai berkembang mazhab apa? mungkinkah Islam begitu masuk ke Samodra Pasai langsung mendirikan kekuasaan politik atau kesultanan?



Teori Mekkah

Teori merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Meki kurang populer, akan tetapi teori ini lebih masuk akal daripada teori Gujarat. Teori Mekkah berpendapat bahwa Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:

pertama, pada abad ke-7 yaitu tahun 674 M di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4 M. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.

Kedua, kerajaan Samodra Pasai menganut mazhab Syafi'i, dimana pengaruh mazhab syafi'i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.

Ketiga, raja-raja Samodra Pasai menggunakan gelar Al Malik, yaitu gelar yang umumnya berasal dari Mesir. Pendukung teori Mekkah ini a.dalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad ke-13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam. Jadi, masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke-7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

Prof. Dr. Buya Hamka dalam seminar masuknya agama islam ke indonesia di medan (1963) lebih menggunakan fakta yang diangkat dari berita cina dinasti tang. adapun waktu masuknya agama islam ke nisantara indonesia terjadi pada abad ke-7 M. dalam berita cina dinasti tang tersebut menuturkan ditemuinya daerah hunian wirausahawan arab islam di pantai barat sumatra maka disimpulkan islam masuk dari daerah asalnya arab. dibara oleh wiraniagawan arab. sedangkan kesultanan samodra pasai yang didirikan pada 1275 M atau abada ke-13 M, bukan awal masuknya agama islam, melainkan perkembangan agama islam.

Teori persia

Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya persia dengan budaya masyarakat islam indonesia, seperti:

pertama, peringatana 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husain cucu Nabi Muhammad SAW yang sangat dijunjung tinggi oleh orang Syi'ah, agama penduduk Iran. Di Sumatera Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syura.

kedua, kesamaan ajaran sufi yang dianut Syaikh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu Al Hallaj.

ketiga, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat.

keempat, ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 M di Gresik.

kelima, adanya perkampungan Leren/Leran di Giri, daerah Gresik. Pendukung teori ini adalah Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.

Teori Persia merupakan teori yang dibawa dan dipopulerkan oleh cendekiawan Syi'ah. Dengan teori ini, mereka ingin mengklaim bahwa yang berjasa mengembangkan Islam di Indonesia adalah kaum Syi'ah.





Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka, berdasarkan uraian-uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke-7 M dan mengalami perkembangannya pada abad ke-13 M. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya Islam ke Indonesia.



#Beberapa Fakta Islam Masuk ke Indonesia Sebelum abad 13

Sulaiman As Sirafi, wirausahawan muslim dari Persia yang pernah mengunjungi Timur Jauh mengatakan bahwa pada abad kedua Hijriyah, di Sula atau Sulawesi terdapat wirausahawan atau pedagang muslim. Hal ini dapat dipastikan, sebelum mencapai Maluku, singgah dahulu di Sulawesi. Adapun perdagangan utama di Indonesia Timur saat itu adalah rempah-rempah dan wangi-wangian. Kedua komoditi tersebut terdapat di Maluku dan sekitarnya. Keterangan atau sumber sejarah ini hampir langka digunakan oleh para sejarawan.

Timbullah pertanyaan, mengapa nama pulau-pulau di Indonesia yang letaknya jauh dari Arab, menggunakan nama yang berasal dari Arab. Jawabnya hal ini memberikan gambaran betapa besarnya pengaruh Islam terhadap penamaan peta dunia dan nusantara di dalamnya. dengan kata lain, jauh sebelum barat pada abad ke-16  mulai tampil sebagai imperialis, terlebih dahulu Islam melahirkan cendekiawan muslim, termasuk pakar geografi dalam pembuatan peta bumi.

Nama-nama pulau, samudra, semenanjung, bukit, semula menggunakan istilah atau nama dengan bahasa arab. Misalnya Gibraltar semula Jabal Ath Thariq. Hal ini terjadi karena peta bumi diciptakan oleh pakar geografi muslim dari arab. Dengan adanya nama-nama berbahasa Arab memberikan gambaran betapa luasnya daerah pengaruh islam pada masa lalu hingga memasuki Eropa. Akibatnya, di nusantara Indonesia pun, terdapat nama-nama wilayah darat dan laut atau danau yang berbahasa Arab.

Misalnya Jazirah Maluku disebut demikian karena berasl dari jazirah al muluk. Di jaziarah atau wilayah yang dikelilingi laut tersebut, dikuasai oleh para raja atau al muluk. Pulau Sumatra disebut dengan Andalusia, artinya memiliki keindahan dan kesuburan, sama dengan Spanyol karena itu disebut sebagai Andalusia oleh Mu'awiyah. Danau toba berasal dari thayyiba artinya indah dalam bahasa Arab.

Dengan banyaknya nama wilayah berbahasa Arab dan banyaknya daerah hunian wirausahawan islam dari Banda Aceh hingga pulau Banda sebagai bukti nusantara Indonesia sudah mengadakan hubungan niaga dengan Arabia. Namun, dalam penulisan sejarah Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda sering disebut sebatas hubungan niaga Timur Tengah dengan India dan Cina, tanpa disebutkan nusantara Indonesia. Hal ini sebagai dampak dari sistem penulisan sejarah yang berdasar dari sudut pandang dan peran Belanda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

harap jaga kesopanan.
mohon kritk dan saran yang membangun.

Looped Slider

Find Us On Facebook

Gallery

Random Posts

Social Share

Flickr

Events

Gagdet